My Instagram My Google+ LinkedIn My Facebook My Twitter RSS Feed

Amazing Tanjungpinang

  Pada Posting kali ini saya mau sharing mengenai perjalanan saya ke tanjung pinang beberapa bulan lalu.  FYI, Tanjungpinang ini merupakan ibukota dari Provinsi Kep. Riau. terletak di pulau Bintan yang merupakan pulau terbesar di kep. Riau.


Peta Kep. Riau, Indonesia

   Tanjungpinang terletak di pulau Bintan, tidak jauh dari Batam. banyak orang yang lebih mengenal Batam. padahal Tanjungpinang merupakan ibukota dari Provinsi kep. Riau itu sendiri. tulisan ini merupakan lanjutan dari trip saya sebelumnya. jika belum baca. bisa di klik disini untuk mengetahui perjalan saya sebelum berlanjut ke Tanjungpinang ;)

   Pagi menjelang siang hari dari pelabuhan Telaga Punggur - Batam. Saya sekeluarga menyebrang ke Tanjung Pinang menggunakan kapal cepat. Banyak terdapat kapal cepat yang tersedia, tinggal memilih saja ingin yang mana. Harga nya juga tidak terlalu berbeda antara kapal satu dan lainnya. hanya berbeda nama kapal aja. Saya membeli tiket pulang - pergi (PP) Batam - Tanjungpinang, Tanjungpinang - Batam seharga Rp. 75.000,-

Perjalanan dari Batam ke Tj.Pinang

   Saya membeli tiket PP karena saya akan pulang ke Jakarta dari Batam menggunakan pesawat lagi. FYI, sebenarnya ada pesawat yang langsung terbang ke Tanjungpinang dari Jakarta. Beberapa maskapai penerbangan swasta menyediakan rute langsung Jakarta - Tanjungpinang. Jadi tidak perlu melalui Batam karena harus menyebrang lagi ke Tanjungpinang dengan kapal cepat. namun karena saya sekeluarga ingin untuk jalan-jalan dulu di Batam. maka kami memilih rute ke Batam dahulu.

   Perjalanan menggunakan kapal cepat dari Batam ke Tanjungpinang ini memakan waktu kurang lebih 1 jam. Saya berangkat dari pelabuhan telaga punggur jam 11 siang dan tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang kurang lebih jam 12 siang.

  Sesampainya di Tanjungpinang saya sekeluarga dijemput oleh salah satu teman dari saudara saya yaitu kak faisal. saudara saya (kak Harley) gak bisa jemput karena sedang pergi ke Jakarta. hahaha, jadi kebulak kebalik. saudaranya dari Jakarta ke Tanjungpinang. malah dia dari Tanjungpinang ke Jakarta. xixixi

   Lanjut, dari Pelabuhan kami diantar sampai kerumah nenek saya yang gak terlalu jauh. hanya sekitar 15 menit. sesampai di rumah nenek kami bertemu dengannya yang sedang duduk di teras rumah.

   nenek sedang tertidur pulas di bangku teras sewaktu kami datang. Langsung saya peluk dan nenek terbangun dari tidurnya. Raut wajahnya terlihat kaget pertama kali ketika melihat banyak orang datang. Nenek tersenyum senang karena dapat bertemu dengan anaknya (papa saya) dan cucu-cucunya,. setelah bersalam-salaman dengan semua kerabat di rumah nenek. Kami makan siang dan istirahat.

   Sore harinya kami menuju ke Melayu Square yang ada di tepi pantai kota Tanjungpinang. Melayu Square ini bukan mall lho. hehe. tapi semacam Pujasera dimana banyak tempat untuk wisata kuliner. dan tempat ini juga merupakan tempat yang cocok buat nongkrong sambil makan. karena selain makan kita juga bisa langsung memandang ke laut. banyak juga pedagang kelontong yang berjualan di sepanjang jalan di pinggir pantai dekat melayu square. 

Pemandangan laut dari pinggir jalan
Pulau Penyengat terlihat dari Tj. Pinang



Melayu Square


Beraneka Kerang Laut
The Crabs say : "Mudah2an gue gak dipilih" Lol :D



Suasana Melayu Square

   Di Melayu Square ini banyak berbagai jenis makanan yang dijual. mulai dari soto, sate, seafood dll. karena saya mencari sesuatu yang khas. saya tertuju sama kerang laut yang bernama "gong-gong" kerang ini memiliki cangkang yang unik dan rasa gong - gong ini maknyuss banget. teksturnya legit, gak lembek seperti kerang pada umumnya. di melayu square harga 1 nampan gong-gong kurleb Rp. 20.000,- dan saya juga memesan kepiting yang harganya kurleb Rp.40.000,- per ekor. tergantung ukuran. pinter2 nawar aja sama penjualnya. untung2 harganya diturunin ;). oh ya, saya juga membeli sate di melayu square. satenya unik banget. Sate ayam tapi bumbunya kayak sate padang. Obviously, makanannya enak-enak. 

***

  Keesokan harinya, kami menuju pulau penyengat. pagi hari kami berangakat jam 8 pagi disaat matahari belum begitu terik. dari Tanjungpinang ke Pulau penyengat ditempuh menggunakan perahu motor kecil. Biayanya per orang kurleb Rp. 5.000 - Rp. 7.500. saya lupa harga pastinya yang pasti gak lebih dari range harga itu. jarak tempuh gak begitu jauh. karena dari Tanjungpinang udah keliatan pulau penyengat. deket.. kurang lebih 10 - 15 menit waktu tempuh perjalanan.

Suasana dermaga Tj. Pinang




Suasana dari atas Perahu motor




Menuju Pulau Penyengat
Meninggalkan Tj. Pinang menuju Pulau Penyengat



Perjalanan menuju pulau penyengat


Dermaga di Pulau Penyengat



Suasana dari Dermaga Pulau Penyengat

 









   Pulau penyengat ini pulau yang berukuran kecil. luasnya kurang dari 3,5 km2 . dinamakan pulau penyengat, karena konon katanya di pulau ini dulu dihuni oleh banyak lebah. jadi nama 'penyengat' diambil dari lebah yang menyengat.
@Dermaga Pulau Penyengat

Peta Pulau Penyengat
 
   Pulau Penyengat ini memiliki sebuah Masjid besar bernama Masjid Raya Sultan Riau dengan warna kuning yang menarik perhatian. konon Masjid-nya  dibangun menggunakan putih telur sebagai perekatnya. wow.. (bisa ya ngerekat pake putih telur). Amazing.

  Masjid ini sudah berdiri dari jaman kerajaan melayu. pulau penyengat ini merupakan pusat pemerintahan kerajaan melayu pada dahulu kala. Waktu saya kesana banyak sekali turis dari negara lain seperti Malaysia dan Singapore. Banyak diantara mereka yang datang berziarah ke Makam-makam kerajaan melayu di pulau ini atau sekedar untuk berwisata dan foto-foto. Tepat hari jumat waktu saya berkunjung ke pulau penyengat. semakin siang mendekati waktu zuhur banyak sekali yang datang untuk shalat jumat di Masjidnya.

di depan Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat.
Pemandangan halaman Masjid

   Pulau penyengat cukup dikelilingi dalam waktu sehari karena ukurannya tidak besar. bisa dengan berjalan kaki. well, kalo gak mau cape di pulau penyengat ini ada ojek Bentor yang dapat disewa untuk berkeliling dengan tarif kurleb Rp. 20.000,- 

Naik bentor mengelilingi pulau
Makam Sultan Ali Haji dan Engku Putri
Bangunan yang dahulunya Istana Kerajaan




Peninggalan bersejarah kerajaan melayu
Melewati Jalanan di pinggir pantai

Jalan yang dilalui bentor

   Saya dan keluarga naik bentor mengelilingi pulau penyengat. karena cuaca yang panas membuat kami cepat lelah. kekurangan naik bentor ini kita gak bisa terlalu lama untuk menikmati dan melihat-lihat dari tempat satu ke tempat lainnya. karena gak semua jalan bisa dilalui bentor. masih ada jalan yang masih belum tersentuh aspal. dan makam-makam atau benteng yang bersejarah terletak di atas bukit. sehingga hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

   Karena bentor ini bukan disewa seharian, maka perjalanan dengan bentor ini tidak terlalu lama. saya berkeliling kurang lebih sekitar 20 - 30 menit sekali sewa. Start dari Masjid Raya Sultan Riau dan berakhir ditempat yang sama. 

   Mayoritas di Pulau Penyengat ini berisi makam - makam kuno kerajaan melayu. dan ada juga peninggalan benteng bersejarah yang terletak diatas bukit. Waktu Berkeliling naik bentor, ada tempat yang bagus untuk singgah dan beristirahat. Terdapat sebuah bangunan balai adat bernuansa melayu yang terletak di tepi pantai. Pemandangannya indah banget. Bangunan menghadap ke laut dengan air laut yang jernih dengan ombak yang tenang, di depan bangunannya juga ada dermaga dengan jembatan yang panjang, cool! pemandangannya ajib banget!
Pemandangan diluar


@Depan Balai Melayu

Suasana didalam Balai Adat Melayu



Pintu Masuk
Jembatan dermaga yang panjang banget

Pemandangannya indah banget


 di dermaga depan balai
wudhu di sumur tua yang ada di bawah Balai

Suasana di tepi laut

   Bangunan Balai Melayu ini berbentuk rumah panggung. dibagian bawah bangunan ini terdapat sumur tua yang konon katanya  airnya memiliki khasiat. Wallahualam. Kita dapat mengambil wudhu atau membasuh muka atau membasuh bagian perut bagi yang ingin cepat memiliki keturunan. Kita gak dipungut biaya apapun kok, hanya berikan aja uang seiklasnya kepada orang yang telah menimba air dari dalam sumur.

  Kalo mau lebih puas, better jalan kaki untuk mengelilingi pulau ini karena kita dapat stay dan pergi sesuai keinginan kita. Tapi jangan lupa, siapin air minum dan topi. karena panasnya nyengat banget. Siapin sunblock juga kalo gak mau belang. heheheh.

   Setelah berkeliling naik bentor saya sekeluarga sholat jumat dan zuhur  di Masjid Raya Sultan Riau, pulau penyengat. sambil  menunggu  keluarga yang sedang sholat jumat.  Saya kagum dengan kearifan di pulau ini. Suara azan berkumandang dan warga berbondong-bondong menuju masjid dengan berjalan kaki. Motor disini minim banget, karena disini motor gak begitu berguna. karena pulau penyengat gak begitu luas. Disini agamis sekali, dan budaya masih dijunjung tinggi. Banyak juga turis yang mengabadikan foto diantara keramaian orang diluar masjid.

Suasana Menjelang Sholat Jumat
   Setelah sholat dan makan siang, perjalanan saya berlanjut dari pulau penyengat menyebrang ke Senggarang. Senggarang ini sebenarnya masih satu daratan dengan Tanjungpinang. Hanya jika menempuh jalan darat dari Tanjungpinang itu memutar agak jauh. jadi lebih dekat jika kita lewat akses air. Dari pulau penyengat ke Senggarang ini kita bisa menyewa perahu motor seharga kurleb Rp. 75.000,- - Rp. 80.000,- kami menyewa perahu motor karena dari Pulau penyengat tidak ada rute ke senggarang. Hampir semua perahu motor hanya menyediakan rute Tanjungpinang - Pulau Penyengat (PP). waktu tempuh dari Pulau Penyengat ke Senggarang juga tidak begitu jauh, sekitar 15 menit kita sudah sampai di Senggarang. 
@Dermaga Senggarang

Perjalanan menuju Senggarang
Rumah penduduk

Diatas perahu motor

  Jika di Pulau Penyengat kita bisa melihat sejarah islam dan kultur budaya yang islami. di Senggarang ini lebih ke etnis Tionghoa-nya. disini terdapat tempat ibadah agama budha yang cukup besar. Mayoritas etnis Tionghoa yang bermukim disini. Ada banyak patung dewa dewi dalam agama budha yang bisa dijadiin spot foto yang menarik. Banyak orang yang berkunjung kesini, ada yang beribadah di wihara, ada juga yang hanya sekedar untuk berkeliling dan foto-foto just like me. hehehe.
persiapan perayaan cap gomeh di kompleks wihara

foto-foto di depan salah satu patung budha
salah satu patung di kompleks wihara senggarang





Pose dulu ;)

   Daerah Senggarang yang saya kunjungi ini memang sebuah komplek wihara. masuk kesini gak dipungut biaya alias gratis. Didalam komplek wihara terdapat patung-patung dewa dewi dalam agama budha dari yang berukuran sedang sampe yang gede, jadi cukup bagus untuk dijadikann spot untuk berfoto. yang paling saya suka adalah foto saya yang diambil didepan patung dewa yang bertangan 1000 diatas (gak tau namanya dewa apa). xixixi.

   Selesai berjalan-jalan di sekitar kompleks wihara, saya berlanjut ke bagian pinggir. ada halaman yang berumput hijau yang menghadap laut. dari halaman ini kita bisa ngeliat Pulau Penyengat dan Kota Tanjungpinang. 
Pemandangan laut dari halaman komp. 
wihara senggarang

Halaman berumput yang 
menghadap langsung ke laut

   Hari menjelang sore. Puas menikmati pemandangan laut dan membeli es cream. akhirnya saya kembali ke Tj.Pinang. dari Senggarang ke Tj. Pinang kami pulang menyewa perahu motor lagi. Saya berjalan melewati rumah warga yang berdiri diatas air sebelum mencapai dermaga. Ternyata agak susah mencari perahu yang tersedia untuk disewakan. banyak perahu ada di dermaga cuma itu milik warga setempat.

   Saya sekeluarga menunggu di dermaga berharap ada perahu yang bisa membawa kami ke Tanjungpinang. Disela-sela menunggu, kami bertemu warga lokal yang bekerja sebagai tour guide sedang memandu turis-turis singapore yang baru pertama kali berkunjung ke Senggarang. Mereka terlihat excited melihat rumah yang berdiri diatas air. Banyak yang berfoto ria di jalanan rumah warga atau di atas sampan2 milik warga setempat, haha, lucu melihat para turis sampai nungging2 untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. Mereka bilang kalo di Singapore gak ada pemandangan rumah-rumah dan sampan tradisonal seperti itu. 

   Setelah kami bercakap-cakap dengan tour guide tersebut, saya mendapat informasi kalau di dermaga yang kami datangi memang perahunya milik warga setempat yang menggunakan perahunya hanya untuk melaut saja. Jika ingin mendapat perahu yang banyak disewakan harus berjalan ke dermaga yang lebih jauh dari dermaga yang kami datangi.  Beruntung kami bertemu seorang warga yang bersedia mengantar kami ke Dermaga Tj. Pinang. dengan menyewa perahunya sebesar Rp. 50.000,-. lebih murah  dari sebelumnya ketika kami dari Pulau Penyengat menuju Senggarang. karena jarak antara Tj. Pinang dan Senggarang tidak jauh. masih terletak di satu daratan. 

Jalan melewati rumah penduduk

Rumah-rumah warga yang berdiri diatas air




Jalanan menuju dermaga
Turis Singapore yang excited  mengambil gambar
Tiang-tiang beton bekas penyangga rumah

Perahu-perahu milik warga setempat

Tanjungpinang terlihat dari senggarang
Perjalanan dari Senggarang menuju tj.pinang




   Kami sampai di dermaga Tanjungpinang dari Senggarang dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit. Kami melangkahkan kaki keluar dari dermaga dan berjalan ke pasar Tanjungpinang yang tidak jauh dari dermaga. Banyak kedai-kedai yang menawarkan berbagai jenis makanan, yang jadi salah satu favorit saya adalah kedai pagi-sore.

   Setiap saya pulang kampung ke tj. pinang saya menyempatkan waktu untuk makan ditempat ini. kedainya cukup terkenal. di kedai ini menjual makanan seperti roti cane, rujak india (perpaduan sayur,bumbu kacang, timun dan potongan seperti batagor rasa ikan) dan minuman seperti Teh Obeng, Teh O, Kopi O dan Teh Tarik. 

   Teh O? Teh Obeng? apaan tuh? haha. pasti kalo yang belum tau masih bertanya-tanya. Teh O disini sama aja artiannya sama Teh Tawar atau teh kosong. Kalo di sini disebutnya Teh O. tambahan kata -beng itu jika teh nya di tambahkan es. jadi Teh obeng itu sama artiannya dengan teh yang ditambahkan es atau sebut aja es teh manis. Begitu pun kopi O yang merupakan kopi hitam yang ditambah gula.

   Roti cane di kedai ini enak, dimakan dengan gulai dengan pilihan daging kambing atau sapi. Satu porsinya kurleb Rp. 25.000 bisa untuk berdua atau bertiga. Teh obeng nya kurleb Rp.4.000.dan harga teh tarik nya kurleb Rp. 7.000,-

   Ada juga makanan otak-otak ikan (tidak seperti di Jakarta) yang berwarna putih. Kalo disana otak-otaknya berwarna merah (udah dibumbuin) jadi tinggal dimakan aja. rasanya ikannya berasa banget ;) oh ya, Mie Lendir juga bisa jadi pilihan yang tepat buat menu sarapan.

   Selesai kuliner, saya balik ke rumah nenek untuk beristirahat dan malam harinya jika ingin berwisata kuliner saya rekomendasiin datang ke Akau, itu nama daerahnya. Disana ada yang jualan sop ikan batam enak banget, haragnya kurleb Rp. 15.000,- per mangkuk. Ada juga Hekang yang enak banget. Hekang adalah sejenis makanan yang terbuat dari seafood (bisa ikan, udang, ddl) rasanya enak banget. grezz grezz. Hekang ini biasa dimakan menggunakan saos. Harganya kurleb Rp. 3.000,- per pc.

   Kalo mau yang seafood yang di bakar. Ada juga rumah makan seafood yang enak dengan harga terjangkau. Letaknya di jalan pancur dekat Bintang Rezeki, kalo mau makan disini usahain jangan datang diatas jam 8. Karena menunya udah banyak yang sold-out. Sebenarnya masih banyak lagi wisata kuliner yang maknyus di tj. pinang. hanya karena saya belum cobain semuanya jadi hanya kuliner yang udah saya cobain yang saya muat diblog ini. selebihnya yah silahkan  searching sendiri ya ;)

   Perjalanan saya belum berakhir di Tanjungpinang pulau Bintan ini. Pada post selanjutnya saya mau ceritain pengalaman saya pergi ke wisata Lagoi di Bintan utara. so stay tuned :D